TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Membangun Kesadaran Literasi Dari Akar Rumput

Oleh: Ahmadiansyah
Kamis, 09 Mei 2024 | 10:59 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SERPONG - Akhir-akhir ini, trend digitalisasi informasi di Indonesia telah merambah ke seluruh elemen yang ada. Keberhasilan kampanye politik, jual-beli barang, pelayanan jasa dan tidak terkecuali pada perpindahan media informasi seperti koran-koran maupun buku-buku yang berbasis digital. Seperti dilansir pada laman Tempo.co (1/7/2023) bahwa beberapa koran populer yang telah beralih ke dalam bentuk digital di antaranya adalah Koran Sindo, Harian Republika, Suara Pembaruan, dan Koran Tempo. Hal yang sama juga terjadi pada buku. Penjualan E-Book pada platform buku digital seperti Google Play Book, Amazon Kindle, Apple Book, maupun platform lain juga ikut meningkat.

Di saat perubahan zaman dalam menghadirkan informasi yang begitu cepat, pada kenyataannya Indonesia masih belum siap dengan kemajuan tersebut. Hal ini telah dibuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih mudah dipengaruhi oleh berita-berita bohong (hoax), mudah tergiring opini oleh media yang tidak kredibel dan bahkan sampai penipuan pinjaman online (pinjol).

Hal semacam ini tentunya berkaitan erat dengan kemantapan berliterasi dari masyarakat Indonesia. Olehnya itu, dengan berbagai perubahan yang disebutkan di atas tidak semata-mata dapat dikategorikan bahwa Indonesia telah memiliki tingkat kesadaran literasi yang semakin baik. Tentu tidak sesederhana itu.

Kesadaran literasi merupakan sebuah pondasi awal yang sangat penting bagi masyarakat yang menginginkan kemajuan. Artinya, literasi dapat membentuk dasar kemampuan seseorang untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja, maupun pada aktivitas umum lainnya. Namun, upaya untuk membangun kesadaran literasi seringkali tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sehingga hal ini harus dimulai dari tingkat yang paling dasar yaitu akar rumput masyarakat yang ada.

 

Pentingnya Literasi di Akar

Rumput

 

Pada masyarakat akar rumput, literasi merupakan tonggak utama dalam menunjang kelayakan hidup di era teknologi dan informasi. Sebab pendidikan literasi di akar rumput dapat memberikan beberapa keunggulan di antaranya yang pertama adalah fondasi yang kuat dalam hal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Tanpa dasar yang kuat ini, seseorang akan menghadapi kesulitan yang signifikan dalam mengembangkan keterampilan literasi yang lebih kompleks di masa depan.

Kedua, dengan literasi dasar – seseorang dapat lebih mudah mengakses informasi yang tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari buku hingga pada taraf media online. Hal Ini dapat membuka pintu bagi pembelajaran yang berkelanjutan dan kesempatan untuk terus meningkatkan pemahaman dan wawasan. Ketiga, literasi dapat membantu seseorang untuk memahami informasi yang ditemui, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk kesehatan, keuangan, dan pendidikan.

Keempat, pendidikan literasi dasar tidak hanya tentang mengajarkan bagaimana membaca kata-kata, tetapi juga tentang mengajarkan keterampilan berpikir kritis. Ini melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi informasi, menyimpulkan, dan menyajikan argumen dengan jelas dan terorganisir. Sehingga berita bohong dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Juga sekaligus perdebatan-perdebatan yang mengundang sentimen dapat terhindarkan.

 

Menghadapi Tantangan

 

Dalam membangun kesadaran literasi, tentunya tidak langsung berjalan sesuai yang kita kira. Ada banyak tantangan yang mesti dihadapi. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan akses yang setara terhadap sumber daya pendidikan literasi, terutama di komunitas-komunitas yang kurang berkembang. Namun Ini bisa diinisiasi dengan peningkatan akses terhadap buku, teknologi, dan program pelatihan bagi mereka yang membutuhkannya.

Selain itu, tantangan lain dapat hadir dari komunitas gerakan yang memiliki kebutuhan dan tantangan unik tersendiri dalam hal literasi. Oleh karena itu, pada poin ini penting untuk menyesuaikan pendekatan pendidikan literasi dengan kebutuhan lokal, mengakui dan memahami konteks budaya, sosial, dan ekonomi yang dapat mempengaruhinya.

Dan terakhir tantangan terbesarnya adalah kurangnya sumber daya - baik dalam hal pendidik maupun infrastruktur. Tentunya ini memang menjadi tantangan serius dalam upaya membangun kesadaran literasi dari akar rumput. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum harus bisa diajak bekerja sama untuk mengatasi keterbatasan ini. Misalnya dalam hal alokasi anggaran yang memadai.

 

Strategi Pengembangan

Sejauh ini, sebenarnya gerakan literasi telah banyak digaungkan dan hadir di berbagai wilayah yang ada. Namun masih hanya berupa gerakan ajakan yang belum sampai pada titik pembudayaan. Karena itu, strategi dalam membangunnya juga perlu untuk diperhatikan lebih jauh. Contohnya seperti pendidikan inklusif. Pendekatan pendidikan inklusif selalu memperhitungkan kebutuhan individu dengan beragam latar belakang dan kemampuannya. Ini bisa melibatkan program-program khusus untuk kelompok rentan, seperti anak-anak dengan disabilitas atau minoritas etnis. Sehingga pemahaman akan keberagaman dapat disadari dengan baik.

Strategi lain yang dapat diaplikasikan adalah mengembangkan kemampuan pengajar dan orang tua dalam mendukung pembelajaran literasi di rumah dan di sekolah – maupun pada kelompok-kelompok mengajar lainnya. Para pengajar ini perlu dibekali dengan pelatihan yang menyeluruh tentang metode pengajaran yang efektif demi menunjang pengembangan literasi di akar rumput.

Selain itu, kita dapat melibatkan berbagai pihak dalam upaya membangun kesadaran literasi, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi/komunitas, dan juga sektor swasta, yang dapat memperluas jangkauan dan dampak program-program literasi.

Oleh karena itu, membangun kesadaran literasi dari akar rumput merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan masyarakat yang berdaya saing dan inklusif. Dengan fondasi literasi yang kuat di tingkat dasar, individu dapat lebih mudah mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam kehidupan mereka. Dan juga melalui upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran literasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi semua orang.(*)

Komentar:
Berita Lainnya
Eka Hospital
Perkim
Bapenda
ePaper Edisi 20 Mei 2024
Berita Populer
03
05
Pesawat Latih Jatuh di BSD Memakan 3 Korban Jiwa

TangselCity | 18 jam yang lalu

08
Jelasin Kenapa Uang Kuliah Mahasiswa Mahal

Nasional | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo